Yana Mulyana: Penanggulangan Bencana Harus Pisah dari Diskar PB

Bandung, IDN Times - Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana meminta Bagian Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Daerah (Orpad), untuk segera menyelesaikan kajian terkait terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung.
Yana mengatakan, keinginan adanya BPBD di Kota Bandung selaras dengan keinginan Wali Kota Bandung Oded M Danial. Terkait kajian, hal itu dinilai penting dilakukan karena persoalan mitigasi dan bencana saat ini masih berada di bawah penanganan kebencanaan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB).
"Sebetulnya Pak wali sudah memerintahkan Orpad untuk membuat dinas tersendiri untuk penanggulangan bencana, terpisah dari Diskar PB. Memang kajiannya masih di bagian Orpad," ujar Yana di Balaikota Bandung, Selasa (26/11).
1. BPBD dibentuk untuk kebencanaan di Kota Bandung

Yana menjelaskan, gagasan terbentuknya BPBD bermula karena Pemkot Bandung menilai potensi kebencanaan di Kota Bandung juga cukup besar. Tidak hanya kebakaran, namun bencana seperti gempa tektonik, longsor, dan banjir juga harus menjadi perhitungan.
"Memang selama masih ada stigma bahwa Bandung mah aman dari bencana. Padahal potensi bencana di Kota Bandung itu sebetulnya besar," ungkapnya.
2. Pergerakan sesar lembang mendorong BPBD Kota Bandung harus terbentuk

Yana menambahkan, salah satu bencana besar yang mengancam adalah adanya sesar lembang. Menurut dia, berdasarkan tanggapan para ahli, jika Sesar Lembang bergerak hingga menyebabkan gempa berkekuatan 6-7 skala Ritcher, dampak di Kota Bandung akan jauh lebih dahsyat.
"Kota Bandung bisa habis, bisa rata," katanya.
3. BPBD nantinya diharapkan mampu berikan edukasi kebencanaan

Lebih lanjut, Yana menginginkan, masyarakat harus diberikan pemahaman dan edukasi tentang mitigasi kebencanaan sejak dini. Sambung dia, jangan sampai ketika bencana terjadi, masyarakat tidak bisa menyelamatkan diri sendiri.
"Kita sepakat kita harus mengedukasi bagaimana masyarakat bisa survive ketika ada bencana," jelasnya
Edukasi juga harus sistematis, bukan lagi dengan metode seminar atau diskusi, menurut dia, harus menggunakan pola simulasi. Kendati berbiaya relatif lebih besar, namun Yana tak masalah selama untuk kepentingan masyarakat.
"Pasti biaya tapi mereka mendorong," kata dia.












