Tokoh Agama Jabar Ramai-ramai Kutuk Terorisme di Medan

Bandung, IDN Times – Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polisi Resor Kota Besar Medan pada Rabu (14/11) memukul batin masyarakat luas, tak terkecuali para tokoh agama di Jawa Barat. Mereka ramai-ramai mengutuk perilaku teror yang dilakukan pelaku bom bunuh diri tersebut.
1. Persis mengutuk keras peristiwa terorisme

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Persatuan Islam (Persis) Jawa Barat, Iman Setiawan Latif, mengutuk keras kejadian tersebut. Bagi dia, melakukan bom bunuh diri dengan dalih berjihad sama sekali tidak mencerminkan nilai beragama.
Ia pun berharap agar masyarakat, khususnya yang tinggal di Jawa Barat, tidak terprovokasi tindakan tersebut. “Kami berharap masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh (peristiwa di Medan),” tutur dia, saat dihubungi pada Kamis (14/11).
2. PWNU Jabar meminta aparat tindak tegas pelaku

Setali tiga uang, Wakil Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, Aas Kosasih, juga mengutuk keras peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. Tak hanya pada pelaku, mereka juga mengutuk keras aktor intelektual di balik peristiwa tersebut dan meminta aparat keamanan menghukum tegas para pelaku.
“Dengan kejadian bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, kami mengutuk pelaku dan aktor intelektual dibalik kejadian tersebut," ujarnya.
Peristiwa di Medan itu, lanjut Aas, merupakan alarm bagi masyarakat Indonesia untuk selalu waspada terhadap lingkup sosialnya. “Kita harus mengambil hikmah dari kejadian itu. Kita harus tetap waspada terhadap radikalisme dan terorisme di sekitar,” kata Aas.
3. Islam tidak mengajarkan terorisme

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia, Rachmat Syafei, mengatakan bahwa tidak ada dalil ajaran Islam yang dapat membenarkan perilaku bom bunuh diri di Medan. Sebaliknya, aksi terorisme macam itu merupaka sesuatu yang dilarang dalam ajaran Islam.
“Itu merupakan perbuatan keji dan sangat keliru. Perbuatan itu dilaknat oleh Allah SWT,” kata Rachmat pada Kamis (14/11).
Sebelumnya, Markas Polrestabes Medan yang terletak di Jalan HM Said Medan diguncang ledakan bom, Rabu (13/11) sekitar pukul 08.45 WIB. Informasi yang dihimpun IDN Times, diduga ledakan tersebut berasal dari bom bunuh diri yang dilakukan dua orang dan meledak di sekitar kantin Polrestabes Medan. Pelaku dikabarkan menggunakan jaket driver ojek online.
Dosen FISIP USU, Syafruddin Pohan mengaku, anaknya bernama Kevin Simanjutak menjadi saksi mata dalam peristiwa ini. Sejak pagi Kevin sedang mengurus SKCK untuk ikut ujian CPNS 2019 ke Polrestabes Medan.
"Saya posisi di rumah. Anak saya Kevin Simanjuntak mau urus SKCK sejak jam 6 pagi sudah berangkat dari rumah. Karena kemarin dia ke sana sudah crowded, cukup banyak yg mau urus SKCK untuk formasi ASN bulan ini. Kevin tadi bilang dia di belakang orang yang berseragam ojek online pelaku bom bunuh diri," ungkap Syafruddin.












