Temuan Mortir Terus Bertambah, Hari Ini Sudah Ada 108 Mortir

Komandan Distrik Militer 0618/BS Letnan Kolonel Infanteri M. Herry Subagyo, mengatakan jika mortir-mortir berkaliber 80 tersebut diduga masih banyak tertimbun di garasi rumah Belanda itu. Maka itu, hingga berita ini diturunkan, tim gabungan TNI Polri masih melakukan pencarian di lokasi terduga adanya mortir.

"Kami harapkan bisa dituntaskan hari ini, karena kami menduga masih ada beberapa buah mortir yang belum bisa terangkat semuanya," ujar Herry pada awak media di lokasi kejadian, Rabu (6/3).

Pencarian mortir tersebut agak memakan waktu, karena tim gabungan TNI Polri diketahui menggunakan cara manual dalam mengangkat mortir. Cara tersebut dinilai lebih aman, mengingat ratusan mortir tersebut berada dalam kondisi rapuh, berkarat, di mana berisiko meledak.

"Kami utamakan faktor keamanan. Jadi kami menggunakan cara manual karena kondisi mortir ini sudah tertimbun dan tercampur dengan tanah, sudah berkarat juga. Kami perlu hati-hati agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan," katanya.

Meski demikian, 88 mortir yang ditemukan sudah lebih dulu diangkut ke Gudang milik Komando Daerah Militer III Siliwangi, Banjaran, Kabupaten Bandung. Semalam, sekitar pukul 23.00, TNI membawa mortir-mortir tersebut menggunakan truk.

"Di sana mortir-mortir itu akan kami teliti, agar informasi terkait tahun pembuatan dan lain sebagainya bisa diketahui," kata dia.

Selasa (5/3), sekitar pukul 12.00 WIB, seorang tukang yang hendak menanam konstruksi bangunan di sebuah rumah di Gang Cinta Wangi, Kota Bandung, menemukan sebuah mortir di kedalaman 1,5 meter. Singkat cerita, ia lantas melapor temuan tersebut pada polisi sekitar untuk ditangani lebih lanjut.

Awalnya, pemilik rumah meminta tukang tersebut untuk membangun pondasi garasi. Ketika digali oleh aparat, ternyata mortir-mortir tersebut tersusun rapi di bawah tanah.

Kabar ditemukannya mortir membuat Herry mesti bergegas menuju lokasi penemuan. Tak disangka-sangka, aparat gabungan TNI dan Polri berhasil menemukan 88 mortir pada Selasa (5/3), dan 20 mortir pada Rabu (6/3) siang.

“Jumlah tersebut sepengetahuan saya menjadi jumlah paling banyak, mungkin di Indonesia. Itu cukup besar, apalagi untuk ukuran Bandung,” kata Herry.