Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tak Kunjung Usai, Korban Banjir Tahunan Protes ke Bupati dan Gubernur

IDN Times/Istimewa
IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times – Spontan saja, begitu kata Ule, yang akrab dipanggil Abah Ule, ketika ditanya IDN Times soal siapa yang menginisasi aksi nyentrik di kawasan banjir Baleendah, Kabupaten Bandung, pada Selasa (26/2). Bagaimana tidak nyentrik, kalau para penggiat aksi tersebut melumuri dirinya masing-masing dengan lumpur sebelum berdemo.
 
Aksi mereka tentu menyita perhatian publik. Para penggiat aksi tidak mungkin melakukan hal itu seandainya tak ada keresahan dalam jiwanya. Banjir yang dialami setiap tahun tanpa mendapat solusi dari Pemerintah Kabupaten Bandung membuat mereka demikian.

1. Banjir semakin parah

IDN Times/Istimewa
IDN Times/Istimewa

Ini sudah hari ke-17, kata Abah Ule, dan kondisi banjir di rumahnya di RW 7, Kampung Muara, Baleendah, semakin parah. “Intensitas hujan tidak kunjung turun. Di jalan banjir sudah selutut, di rumah bisa sampai sebatas paha. Parahnya, kali ini banjir membawa lumpur,” tutur Abah, kepada IDN Times di lokasi banjir, Selasa (26/2).
 
Atas keresahan itu, Abah Ule yang dituakan di Kampung Muara Baru menginisiasi remaja sekitar untuk melumuri tubuh mereka dengan lumpur dan membuat aksi. Tak muluk-muluk, mereka hanya ingin suara keresahan itu terdengar oleh khalayak umum.

2. Merasa dibunuh perlahan

IDN Times/Istimewa
IDN Times/Istimewa

Banjir tersebut membuat warga Baleendah tak bisa berbuat apa-apa. Banyak sekali dampak kerugian yang mereka terima, misalnya sulit mendapat makanan, dan meninggalkan asupan pendidikan bagi masyarakat sekitar yang masih bersekolah.
 
“Rumah juga terus meretak, dan mental kami semakin sensitif. Semua aktivitas terganggu, ekonomi hancur. Kami merasa telah dibunuh secara perlahan, hingga banjir ini surut dan semua kembali normal,” kata Abah Ule.

3. Hujan itu anugerah, tapi mengapa harus ada banjir?

IDN Times/Istimewa
IDN Times/Istimewa

Secara filosofi, masyarakat Baleendah selalu percaya bahwa hujan adalah anugerah. Mereka tidak pernah mengkhianati arti tersebut.
 
Pada siapa lagi mereka mesti marah, selain pada pemerintah yang bertanggungjawab mengubah nasib buruk menjadi baik. “Hujan menjadi tidak ramah karena orang-orang yang punya kepentingan secara ilegal. Mangkanya kami sakit hati kalau berbicara banjir, karena yang kami rasakan benar-benar luar biasa penderitaanya.

4. Filosofi lumpur bagi warga Baleendah

IDN Times/Sukma Shakti
IDN Times/Sukma Shakti

Lumpur itu kotor dan hanya layak menempel di tubuh orang-orang yang tak dianggap secara sosial oleh publik. Abah Uli merasa menjadi salah satu orang tersebut.
 
“Kami di sini sehari-hari bergaul dengan lumpur. Enggak jauh dari lumpur,” tuturnya. Buktinya, dalam pandangan Abah Uli, Pemerintah Kabupaten Bandung tak pernah membuat program yang jitu membantu masyarakat Baleendah memperbaiki nasibnya terkait banjir.
 
Kritik itu sudah jelas dialamatkan pada Bupati Kabupaten Bandung, Abu Bakar. Selama banjir melanda kampungnya tahun ini, Abu Bakar belum pernah sekali pun menginjak Kampung Muara. “Bupati sempat ke sini, tapi hanya berhenti di Borma (Swalayan yang berada beberapa kilometer dari Kampung Muara). Dia tidak pernah mengunjungi kampung kami, padahal ini salah satu titik banjir terparah,” ujarnya.

5. Banjir terparah setelah 1986

IDN Times/Galih Persiana
IDN Times/Galih Persiana

Sebenarnya, penduduk Baleendah sudah terbiasa dengan banjir. Sebagai kawasan dataran paling rendah di Bandung Raya, hampir setiap tahun Baleendah mengalami banjir.
 
Tapi kali ini berbeda. Pasalnya, banjir yang biasanya hanya setinggi mata kaki, kini bisa menenggelamkan paha orang dewasa. Tak hanya itu, kata Abah Uli, baru kali ini banjir membawa lumpur yang membuat penderitaan warga semakin menjadi-jadi.
 
“Ini dampak dari alih fungsi lahan di daerah utara Bandung. Dulu pernah banjir seperti ini, tapi itu tahun 1986, sudah lama banjir tidak membawa lumpur. Itu adalah lumpur gunung akibat pohon-pohon yang ditebang, hak air yang dirampas, dan maraknya perumahan di kawasan utara,” kata dia.

Share
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

artikel regional jabar tidka di hide

28 Jul 2025, 10:30 WIBNews

Yuhu

19 Mar 2024, 14:17 WIBNews

Bisnis Kardi

11 Apr 2022, 14:54 WIBNews