Mensos: Tagana Bakal Masuk Sekolah dan Jadi Gerakan Nasional

Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menginisiasi kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS) untuk dijadikan sebagai gerakan nasional.
Agus Gumiwang mengatakan usai diresmikan Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada 18 Februari lalu, kegiatan TMS berlanggung masif di berbagai sekolah di Indonesia.
1. TMS sebagai edukasi pendidikan bencana sejak usia dini

TMS dinilai memberikan dampak positif bagi anak usia dini sebagai bekal pengetahuan mereka dalam menghadapi bencana.
"Kami siapkan pedoman operasional, jaringan kerja sama dengan Kemendikbud dan BNPB, serta melibatkan organisasi kemanusian peduli bencana. Sesuai arahan bapak presiden agar gerakan ini betul-betul menciptakan masyarakat yang tanggap bencana," ujar Agus dari keterangan tertulisnya kepada IDN Times di Jakarta, Senin (4/3).
2. Indonesia merupakan negara rawan bencana

Presiden, lanjutnya, tegas menyampaikan bahwa masyarakat harus siap dalam menghadapi bencana. Pasalnya Indonesia dilewati oleh jalur cincin api sehingga ada daerah-daerah yang rawan terhadap gempa, banjir, longsor, tsunami serta bencana lainnya.
"Tidak ada yang tahu kapan bencana datang, namun dengan pengetahuan mitigasi bencana diharapkan dapat membangun masyarakat tanggap bencana. Salah satu edukasinya melalui Tagana Masuk Sekolah ini," tuturnya.
TMS berlangsung di sekolah-sekolah di berbagai wilayah di Indonesia. Pesertanya bervariasi di setiap sekolah antara 100 hingga 400 orang per titik.
3. MTS berikan banyak pengetahuan mengenai apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana

Materi yang diberikan pun beragam, mulai dari upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB), pengenalan bencana, dan potensi bencana di masing-masing wilayah tempat mereka tinggal.
Peserta juga diajarkan tentang evakuasi sederhana dan mandiri yang bisa dilakukan peserta bila terjadi bencana, baik perorangan maupun kelompok.
"Targetnya adalah peserta mempunyai pengetahuan tentang bencana, potensi dan upaya pengurangan risiko bencana pada tingkatan yg paling sederhana sehingga mereka mampu menyelamatkan diri sendiri dan evakuasi sederhana bila terjadi bencana," jelas Agus.
4. TMS kerja sama dengan lembaga negara yang berpengalaman dalam menangani bencana

TMS sendiri didirikan sebagai edukasi kesiapsiagaan masyarakat dalam penanggulangan bencana yang bertujuan mempercepat terbangunnya pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat maupun petugas penanggulangan bencana terhadap potensi dan kemungkinan terjadinya bencana.
Dalam penyelenggaraan program ini, Kementerian Sosial berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
"Masyarakat merupakan bagian penting dalam upaya penanggulangan bencana mengingat masyarakat merupakan pihak pertama yang berhadapan langsung dengan bencana. Keberhasilan mitigasi bencana sangat bergantung pada pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat," tegas Menteri.
5. Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan TMS

Salah seorang anggota Tagana Jawa Barat Dedy Turjana mengatakan, TMS di Tasikmalaya mendapat sambutan yang sangat positif dari pihak sekolah dan peserta.
"Pihak sekolah bahkan berharap agar kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala dan Tagana dapat membantu terbentuknya Tim Rescue dari para pelajar," katanya.