Bandung, IDN Times – China merupakan sebuah negara yang mengontrol sederet kepentingan bagi dunia. Tak hanya itu, Negeri Tirai Bambu ini juga disebut-sebut sebagai penguasa Asia.
Selain dikenal karena perkembangan seni dan sastranya, China juga dipandang sebagai salah satu pengorbit pengusaha ulung kelas internasional. Di antara ratusan pengusaha besar dalam catatan sejarah China, berikut IDN Times lampirkan empat di antaranya:
Banyak di antara kita yang belum pernah mendengar nama Shen Wansan (1330-1379). Pria yang lebih dikenal dengan nama Wansan ini hidup di akhir masa dinasti Yuan dan awal dinasti Ming. Ia merupakan pria terkaya di Jiangnan.
Sebenarnya, perjalanan harta kekayaan Wansan tidaklah begitu menakjubkan. Ia lahir dari keluarga kaya yang memiliki banyak lahan pertanian, toko beras, toko anggur, dan toko-toko lainnya.
Tapi di samping itu, ia pribadi memiliki beberapa usaha yang melipatgandakan hartanya. Di antaranya ialah bercocok tanam. Meski demikian, sejauh ini belum ada keterangan yang jelas tentang berapa besar kekayaan Wansan dari bisnis tersebut.
Wansan memiliki usaha perdagangan asing. Sejarawan China ternama, Wu Han, menjelaskan bahwa Wansan menjual barang-barangnya lewat perdagangan asing dengan harga yang fantastis.
Namun, masyarakat di akhir masa dinasti Yuan punya anggapan unik tentang kekayaan Wansan. Dalam buku Celebrate Chinese Culture: Chinese Eminent People (2012), masyarakat menganggap Wansan kaya raya karena emiliki sebuah mangkuk ajaib yang dapat mengubah segala benda yang diletakan di dalamnya.
Berbeda dengan Shen Wansan, pengusaha ulung lain bernama Hu Xueyan (1823-1885) memiliki garis nasib berbeda. Ia dibesarkan oleh keluarga miskin, sehingga memaksanya untuk mulai bekerja sebagai pegawai magang di sebuah bank saat usianya 12 tahun.
Kekayaan menghampirinya karena Xueyan merupakan pribadi yang baik hati dan gemar membantu. Salah satu sosok yang pernah ia tolong ialah pengusaha Wang Youling yang ketika itu jatuh bangkrut. Dalam posisi terpuruk, Xueyan tercatat selalu membantu Youling dalam setiap urusannya.
Dalam satu masa, ekonomi Youling kemudian bangkit kembali, seiring dengan ditunjuknya ia sebagai inspektur Zhejiang. Untuk berterimakasih atas loyalitas Xueyan, Youling memberikan bantuan untuk membangun beberapa bank di Beijing, Zhejiang, Shanghai, Hubei, Hunan, dan tempat-tempat lainnya pada Hu Xueyan.
Ekonomi Xueyan mulai bangkit. Tak berhenti di sana, ia pun kemudian menjadi pemasok senjata, makanan, dan mesin-mesin kepentingan tentara karena kedekatannya dengan inspektur Zhejiang.
Di masa-masa setelahnya, ia membangun toko obat tradisional China. Usaha terakhirnya ini disebut-sebut sebagai salah satu langkah suksesnya, karena toko obat milik Xueyan menjadi salah satu toko paling terkenal di China.
Hampir sama dengan Xueyan, Tan Kah Kee (1874-1961) juga merupakan sosok pengusaha yang dikenal memiliki hubungan akrab dengan penguasa. Ia pernah mendapat pujian dari Mao Zedong yang berkata bahwa Tan Kah Kee merupakan bendera daripada orang China yang merantau ke luar negeri.
Zedong memuji Kee karena banyak hal. Mulanya, Kee merupakan seorang yang merantau ke Singapura pada 1890, tepatnya ketika ia berusia 17 tahun, untuk berjualan beras bersama sang bapak. Namun, saat tinggal di Singapura, ia bergabung dalam bisnis nanas kaleng dan perumahan.
Laba dari setiap usahanya ia tabung, hingga pada 1905 Kee dapat membeli sebuah perkebunan karet. Di sanalah titik kekayaannya. Bersama manajemen yang sehat, Kee mengembangkan bisnis karet hingga memiliki 10 pabrik.
Ketika telah menjadi pengusaha ulung, Kee dikenal dengan sifatnya yang dermawan. Ia menghabiskan banyak uang untuk membangun sekolah di berbagai tempat. Sementara ia sendiri dikenal karena sosoknya yang selalu berpenampilan sederhana.
Kisah lainnya datang dari seorang mantan manajer bank di Hengyang dan Chongqing. Ialah Pao Yue-Kong (1918-1991), yang juga merupakan mantan pengusaha toko sepatu di Wuhan.
Namun, kekayaannya menjadi-jadi setelah ia mulai nyemplung di industri perkapalan. Tahukah kamu, kalau Pao Yue-Kong saat ini telah disebut sebagai tokoh industri perkapalan global di abad 20 dan disebut sebagai raja lautan.
Pao Yue-Kong membeli kapal bekas pertamanya dari Inggris pada 1955 dengan uang pinjam. Karena ia sendiri tak tahu cara mengendarai kapal, maka ia menyewakannya pada sebuah perusahaan Jepang.
Terobosan besar menghampirinya pada 1956, saat Gamal Abdel Nasser (pemimpin mesir) menaklukan Terusan Suez dan hanya mengizinkan kapal-kapal yang berasal dari negara sekutu Mesir yang boleh melaluinya. Di sana lah langkah pertamanya menjadi raja lautan.
Di akhir hayat, Pao Yue-Kong dikenal secara internasional sebagai pengusaha ulung. Ia pun sempat mendapat gelar bangsawan dari Ratu Elizabeth, Raja Belgia, Presiden Panama, dan Presiden Brasil. Bahkan, Kaisar Jepang pernah memberinya suatu medali kehormatan, yang tidak pernah didapat pengusaha lainnya.