Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Bandung, IDN Times - Masjid merupakan tempat yang representatif bagi kalangan muslim melakukan kegiatan, mulai dari kegiatan keumatan, keagamaan hingga sosial. Selain perayaan hari besar Islam, masjid juga sering menjadi tempat melakukan kajian, diskusi kebangsaan, ceramah keagamaan, serta kajian sosial lainnya.

Melihat sentralnya peran masjid di tengah masyarakat tak bisa dipungkiri bahwa masjid memiliki pengaruh kuat dalam membentuk iklim sosial masyarakat di kehidupan berbangsa di Indonesia, yang merupakan negara mayoritas Muslim.

Sayangnya, dalam praktik sehari-hari ada pihak menyalahgunakan masjid untuk tujuan tertentu bahkan terlarang, misalnya menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan ideologi negara, melakukan agitasi untuk kepentingan elektoral, maupun distribusi materi keagamaan yang tidak ramah dan santun.

Melihat kondisi ini, Badan Nasional Penanggulang Terorisme (BNPT) meminta pengurus masjid bisa lebih aktif mencegah konflik politik di antara umat muslim.

1. Hindari ceramah tertentu

yang rajin ya ibadahnya, biar jadi manusia!

Direktur Pencegahan BNPT Brigjend Pol. Ir. Hamli pada acara Focus Group Discussion (FGD) mengatakan, tidak sedikit pelaku terorisme yang mendapatkan pemahaman menyimpang terkait agama setelah menghadiri ceramah di masjid tertentu.

Menurut Hamli, banyak gerakan radikalisme yang dibangun oleh mereka yang pernah ke luar negeri, terutama mereka yang pulang dari daerah konflik seperti Afganistan, Filipina,  Suriah dan Iraq, lalu ketika pulang di Indonesia melakukan penyebaran dan doktrin-doktrin radikalisme. Hal itulah yang menjadi latar belakang terjadinya bom bunuh diri dan terorisme.

“Orang-orang ini yang ketika pulang di Indonesia itulah yang berbahaya. Karena mereka membawa sesuatu. Mereka membahwa ideologi, networking, dan berbagai hal baik melalui online maupun offline,” kata Hamli melalui siaran pers, Minggu (3/3).

Oleh karena itu, Hamli mengajak kepada seluruh pegurus masjid agar bisa menyatukan takmir masjid khususnya yang merupakan lingkup pemerintah untuk menyebarkan ajaran Islam yang damai, tenang, sejuk, dan rahmatan lil alamin.

2. Silent Majority harus bangkit

Muslim Uighur sedang belajar. (IDN Times/Uni Lubis)

Juru Bicara Forum Silaturrahim Takmir Masjid Kementerian/Lembaga dan BUMN (FSTM) Faizi mengatakan, forum ini terbentuk berdasarkan keprihatinan terhadap praktik yang mencederai kesucian masjid sebagai tempat ibadah.

"Kita berkomitmen bersama dalam menjaga kesucian masjid dari inviltrasi paham radikalisme, terorisme, intoleransi, ujaran kebencian, dan praktek politisasi mesjid,"  ujarnya.

Silent majority yakni para muslim moderat, harus bangkit supaya menjadi the voice of majority. Masyarakat muslim ini menyampaikan Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Maka forum ini pun berkomitmen untuk bersama sama menjaga kesucian mesjid ini dari penyebaran paham radikal, teroris, ideologi ideologi lainnya yang mengancam terhadap ideologi negara.

Ia menambahkan, forum ini mempunyai tujuan mengembalikan masjid menjadi pusat dakwah islam yang Rahmatan Lil Alamin, bukan menjadi pusat agitasi politik atau penyebaram paham-paham yang bertentangan dengan ideologi negara.

3. Masjid harus bersih dari kepentingan radikal dan politik

IDN Times/Fitria Madia

Akademisi UIN Jakarta Najih Arramadlani menuturkan, masjid sudah seharusnya steril dari kepentingan-kepentingan radikal dan politik. Selama ini masjid yang seharusnya menjadi tempat ibadah sudah terlalu empuk dijadikan sasaran politisasi. Hal ini membuat masjid sekarang tidak murni lagi dipakai sebagi tempat umat muslim beribadah.

"Kita melihat indikasinya sudah sangat matang," kata dia.

Pemerhati Timur Tengah dan alumni Suriah ini juga mengatakan bahwa terdapat pola yang sama antara gerakan radikalisme di Suriah dan Indonesia itu sama. "Saya menemukan banyak pola yang sama antar radikalisme di indonesia denga Suriah di yaitu, menjadikan masjid sebagai basis gerakan radikalisme dan gerakan politik," tutur Najih.

Untuk itu dia menghimbau agar pengurus masjid bisa semaksimal mungkin menjauhkan persoalan politik dari tempat ini. Termasuk dalam mengundang ustadz ketika akan memberikan ceramah, dipastikan tema yang diangkat jangan sampai memecah belah umat.

Editorial Team