Majalengka, IDN Times - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati terus berbenah untuk memenuhi tingkat ketersediaan (load factor) di Bandara tersebut. Padahal, bandara yang digadang-gadang menjadi kebanggaan Jawa Barat itu juga masih terus mencari penumpang.
Meskipun, pihak Bandara BIJB Kertajati mengklaim hingga saat ini pergerakan penumpang mencapai 1.500 hingga 2.500 orang per hari. Lalu, seperti apa upaya BIJB untuk terus meningkatkan dan menambah calon penumpang?
Corporate secretary PT BIJB Arief Budiman melalui corporate communications section head PT BIJB, Aradea Adisudarma mengatakan, jika melihat salah satu tujuan dari dibangunnya Bandara Kertajati selain untuk meningkatkan perekonomian di wilayah timur Jawa Barat adalah untuk menggantikan Bandara Husein di Bandung sebagai bandara utama di Provinsi Jawa Barat.
"Namun tentunya dalam hal ini kami akan mengikuti ketentuan dari pemerintah dalam hal ini kementerian perhubungan," ujarnya, Selasa (29/10).
Perkembangan bandara Kertajati sendiri saat ini cukup baik, sudah banyak penambahan tenant makanan dan minuman yang dibuka misalnya. Runway sudah 3.000 meter yang sudah bisa mengakomodir pesawat berbadan lebar. Dan rencana di bulan Nopember akan mulai penerbangan umrah bersama aerohajj.
“Setiap hari ada 22 pergerakan pesawat dengan jumlah penumpang rata-rata antara 1.500 hingga 2.500 orang,” ujarnya.
Pengelola menilai beberapa hal sudah dilakukan agar Bandara BIJB Kertajati ramai. Salah satunya yang sudah berjalan adalah peralihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke BIJB.
Arif mengatakan, kebijakan peralihan penerbangan dari Bandung ke Kertajati sudah meningkatkan angka penumpang. Kondisi itu akan terus bertambang signifikan dengan beroperasinya ruas Jalan Tol Cileunyi- Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang nantinya akan menghubungkan langsung Bandung dengan Kertajati.
Namun, kata dia, sambil menunggu beroperasinya Tol Cisumdawu, manajemen BIJB terus melakukan langkah promosi dan sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu, kerja sama dengan dinas pariwisata di daerah untuk ikut meramaikan dan mempromosikan Kertajati.
“Kami juga berkomunikasi intensif dengan hotel-hotel, travel wisata dan travel umrah, serta upaya lainnya. Tapi di luar itu, memang perku ada tindak lanjut dari pusat (pemerintah pusat). Salah satunya rencana pengalihan (penerbangan) Bandara Husein. Pengalihan (penerbangan) sebagian umrah warga Jabar. Kebijakan itu ada di pusat,” tandas Arif.
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Majalengka akan terus mempromosikan sektor pariwisata khususnya di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Bupati Majalengka Karna sobahi mengatakan, Pemda Majalengka akan terus menggali dan mempromosikan sektor pariwisata. Salah satu upaya yang akan dilakukan, yakni mengisi foto tempat wisata yang ada di Majalengka di setiap sudut ruangan Bandara Kertajati.
"Ketika rombongan Kemendesa PDTT berkunjung dalam rangka penilaian Desa wisata tingkat Nasional dan di Majalengka Desa Bantaragung merupakan salah satu desa di Jawa Barat yang dinilai oleh mereka dari 28 Kabupaten/kota se-Indonesia. Ini upaya dari Pemda untuk mendukung," ujar Karna Sobahi,
Menurut Karna, alasan dilakukannya promosi tersebut di Bandara karena saat ini Bandara merupakan fasilitas publik yang setiap harinya diakses oleh ribuan warga dari berbagai daerah. Dengan demikian, masyarakat yang berada di Bandara dapat mengetahui informasi wisata di Majalengka melalui poster-poster yang terpampang di setiap sudut ruangan.
"Hal ini yang dilakukan oleh Pemda demi mendukung Desa Bantaragung menjadi salah satu desa yang dapat diakui sebagai desa pariwisata," ucap dia.
Bupati menambahkan, selain melakukan promosi di Bandara Kertajati, Pemda akan membuat pusat informasi pariwisata. Nantinya, pusat informasi tersebut difokuskan di gedung Tourism Information Center (TIC) yang kini dalam tahap pembangunan di lokasi eks Pujasera Majalengka.
"Selain itu, Pemerintah Kabupaten Majalengka saat ini sedang membangun sarana prasarana menuju akses wisata dan kami harapkan dengan pengembangan sektor pariwisata ini, akan mendongkrak PAD bagi pemerintah daerah sendiri,” kata Bupati.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung meminta agar rute penerbangan yang kini dialihkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) untuk dikembalikan ke Bandara Husein Sastranegara. Hal itu karena jumlah wisatawan ke Bandung merosot tajam.
Pengalihan 13 rute penerbangan dari dan menuju Bandara Husein dilihkan ke BIJB berdampak terhadap kunjungan wisata ke Kota Bandung.