Dikritik Sering Bermasalah dengan Kepala Daerah, Ini Kata Ridwan Kamil

Bandung, IDN Times – Dalam setahun kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, banyak kritik yang muncul. Di antaranya ialah mereka dinilai tak mampu menjalin komunikasi yang baik dengan kepala daerah tingkat kota dan kabupaten.
Menanggapi hal tersebut, Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, menjawab santai. Menurut dia, kritik tersebut tidak mendasar karena ia memiliki sejumlah program untuk meningkatkan komunikasi antar kepala daerah dengan Gubernur Jawa Barat.
1. Tampik isu polemik pemerintah

Emil mengklaim, kepemimpinannya selama setahun terakhir lebih banyak menuai pujian ketimbang kritik. Namun, tak jarang pemberitaan mengenai polemik pemerintah lebih mengundang perhatian publik ketimbang prestasi pemerintah itu sendiri.
“Saya menduga isu polemik lebih banyak dikonsumsi. Jadi bukan jumlah polemiknya, tapi intensitas pembacanya memang lebih banyak,” kata Emil, kepada wartawan di Gedung Sate, Jumat (6/9).
2. Meminta media massa mengimbagi pemberitaan publik

Dengan demikian, Emil mengimbau agar media massa dan para penulis di Jawa Barat untuk memberikan informasi terkait hal-hal positif di Kota Bandung. Tujuannya, kata Emil, agar publik Jawa Barat mengetahui secara pasti apa saja pekerjaan pemerintah sejauh ini.
“Jadi jangan selalu mengisi ruang-ruang informasi publik dengan hal-hal polemik. Kita harus fair, bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah luar biasa. Jangan-jangan (prestasi itu) enggak mau dibahas karena enggak ada polemiknya,” tutur Emil, mengkritisi arus pemberitaan terhadapnya sejauh ini.
3. Program kopi darat

Salah satu cara Emil dalam menjalin komunikasi dengan para kepala daerah tingkat kota kabupaten ialah dengan kopi darat alias kopdar. Kopdar sebenarnya merupakan sebuah istilah yang digunakan masyarakat. Artinya mengacu pada sebuah pertemuan dari orang-orang yang sudah saling kenal melalui radio atau internet.
Kopdar versi Emil ini dilakukan antara dia dan para pejabat kota kabupaten di Jawa Barat sebanyak tiga kali selama satu tahun. “Kurang apa lagi kami kumpul empat bulan sekali,” ujarnya.
Kalau ada beberapa kepala daerah yang mengkritisi Pemprov Jabar lewat media massa, Emil menganggapnya sebagai hal yang biasa. “Itu bukan miskomunikasi, melainkan dia (kepala daerah) punya kehendak yang ingin disampaikan ke publik,” tutur Emil.
4. 49 penghargaan bagi Jawa Barat dalam setahun

Emil memulai pekerjaannya sebagai Gubernur Jawa Barat sejak 5 September 2018 lalu. Selama satu tahun ini, ia mengaku puas dengan performanya sebagai orang nomor satu di Jawa Barat.
Ia pun menggembar-gemborkan penghargaan yang diberikan berbagai pihak yang memuji kepemimpinan Emil selama setahun terakhir. “Ada 49 penghargaan selama setahun yang kami terima terkait dengan pencapaian-pencapaian,” tutur dia.
Emil mengatakan bahwa dalam teori pemerintahan, tahun pertama dari kepemimpinan seorang kepala daerah biasanya berkutat dalam urusan membangun pondasi. “Tahun kedua itu ada namanya akselerasi, dan baru meraih hasilnya di tahun ketiga,” ujarnya.
5. Diminta fokus isu kesehatan

Meski demikian, Emil mengaku bahwa ia diberi masukan oleh para anggota legislatif Jawa Barat yang baru dilantik beberapa hari lalu. “Masukan dewan seputar masalah kesehatan yang dinilai belum optimal, juga pelayanan sosial yang perlu kami tingkatkan,” katanya.
Menurut Emil, masukan DPRD Jawa Barat itu sangat berarti baginya. Maka itu, ia akan mempertimbangkan untuk membuat sederet gebrakan guna menjawab masukan tersebut.












