CEO Goes to Campus, Dirut AP II Ajak Mahasiswa Unpad Tingkatkan Skill

Bandung, IDN Times - Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin menjadi salah satu narasumber dalam acara CEO Goes to Campus di Universitas Padjajaran, Kabupaten Sumedang, Senin (4/3). Di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir, Awaluddin menekankan agar para mahasiswa bisa meningkatkan skill individu ketika belajar di perkuliahan.
Hal ini seiring dengan perkembangan industri menuju 4.0, di mana banyak pekerjaan di berbagai sektor yang selama ini menggunakan sumber daya manusia (SDM) akan berubah dengan kecanggihan teknologi yang lebih banyak menggunakan mesin.
Awaluddin menuturkan, saat ini industri di Indonesia khususnya memang masih lebih banyak memakai manusia dalam menghasilkan sebuah produk. Sayangnya SDM yang ada sekarang kerap menghasilkan produk kurang maksimal. Maka saat skill yang dimiliki mahasiswa standar sudah pasti akan sulit bersaing di tengah perkembangan industri 4.0.
1. Dominasi manusia akan bergesar

Awaluddin menuturkan, peningkatan skill jelas menjadi penting karena kegiatan industri yang selama ini didominasi manusia akan bergeser dengan perkembangan teknologi yang semakin masif. Sistem robotic dengan mesin yang kian canggih dipastikan bakal mengubah sistem pekerjaan di banyak sektor industri.
"Tapi dengan adanya penggunaan mesin ini maka tenaga manusia sebenarnya lebih mahal dan tebatas," ujar Awaluddin.
Perkembangan teknologi, lanjut Awaluddin, sejatinya tidak hanya menyasar sektor manufaktur semata, banyak sektor lain seperti pertanian pun telah menggunakan teknologi muktahir. Cara pengemasan hingga penempatan produk pertanian di pergudangan sudah banyak dilakukan secara otomatis memakai mesin.
2. Seriusi apa yang kalian sukai

Sebagai millennial, Awaluddin berharap para mahasiswa yang tengah menempuh pembelajaran di Unpad maupun universitas lain bisa berbenah diri dengan menyeriusi apa yang disukai. Hal tersebut kemudian bisa dijadikan keahlian sehingga ketika harus bersaing dengan modernisasi teknologi di sektor industri, masing-masing individu memiliki keahlian yang tidak bisa dilakukan mesin dan robot.
"Karena kalian akan menjadi para pelaku di industri 4.0 maka harus memfokuskan di satu bidang, Kalau tidak maka akan sulit (bersaing)," papar Awaluddin.
Di sisi lain, mahasiswa pun harus melek teknologi karena ke depan semua aktivitas akan berhubungan erat dengan teknologi, Jika kita tidak mengikuti kemajuan yang terjadi maka manusia bisa tertinggal.
3. Perguruan Tinggi punya andil khusus

Untuk meningkatkan kapasitas lulusan akademik, perguruan tinggi di seluruh Indonesia memiliki peran agar jurusan yang dimasuki mahasiswa bisa mengikuti perkembangan kebutuhan dunia industri. Jangan sampai ketika permintaan sumber daya manusia (SDM) berubah mengikuti perkembangan jaman, perguruan tinggi justru bergelut dengan jurusan yang sudah ada.
Awaluddin menyampaikan, setelah melakukan kunjungan ke sejumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta masih banyak yang memperlihatkan kesadaran akan kebutuhan SDM yang bervariasi. Padahal kampus bukan hanya tempat mencetak SDM berkualitas, tapi juga mampu diserap industri.
"Kita ingin Indonesia terus maju, dan kampus adalah penggeraknya," ujar dia.
4. Industri penerbangan butuh ahli hukum udara

Salah satu yang memperlihatkan minimnya perkembangan dunia pendidikan dalam menunjang industri penerbangan adalah kurangnya para ahli hukum udara. Meski pun para akademisi yang menekuni ini sempat ada, tapi sekarang orangnya semakin sedikit.
Pernah AP II mencari lulusan yang mampu memahami mengenai hukum udara, tapi orang yang bersangkutan tengah kuliah di Belanda, dan sulit untuk bisa diajak pulang ke Indonesia bekerja di AP II.
"KIta cari orang ahli udara di Indonesia tidak ada, padahal kita butuh itu," paparnya.
Dengan perubahan industri yang semakin cepat ini lah, pihak perguruan tinggi harus bisa mencermati dan membuat jurusan yang bisa menutupi kebutuhan industri di masa mendatang.












