Bandung, IDN Times – Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan deretan kabinetnya tengah getol membahas paham ekstrem salah satunya yang membawa embel-embel agama. Misalnya, seperti apa yang dikatakan Menteri Agama Jenderal Purnawiraran TNI Fachrul Razi yang mengatakan pada November 2019, kalau Indonesia berada di bawah ancaman radikalisme dan ekstremisme.
Jauh sebelum Fachrul menekankan ancaman tersebut, seorang cendikiawan muslim kelahiran Mesir, dr. Yusuf Qardhawi (92 tahun), pernah menjelaskan bahwa paham esktrem tidak muncul dengan sendirinya. Seperti halnya isme lain, paham ekstrem, khususnya yang membawa nama agama Islam, juga lahir karena berbagai faktor yang saling berkaitan dengan kadar yang berbeda-beda.
Yang terang, kata dia dalam buku Islam “Ekstrem” yang ditulis pada 1981/1982, paham ekstrem telah bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya, yang semestinya berlaku moderat terhadap segala aspek.
