Air Limbah Sungai Citarum Kini Bisa Diminum, Ini Caranya

Atep mengatakan, mesin penyulingan ini bisa menyediakan kebutuhan air bersih bagi masyarakat sekitar mencapai 50 ribu liter per hari. Sedangkan untuk kebutuhan air minum langsung, per harinya hanya bisa menyediakan sekitar 8 ribu liter.

Dia menjelaskan, dalam proses awal air dari limbah disedot ke dalam tangki air. Di dalam tangki akan ada pemisahan partikel dan polutan kecil dengan air baku. Setelah selesai air dari Sungai Citarum itu kemudian dimasukkan ke alat mixing. Melalui alat ini akan ada pengendapan kotoran dengan bantuan zat kimia tertentu.

Air yang terangkat dari endapan kemudian akan menuju bak yang dialirkan ke ua tabung sebagai alat penyaringan partikel kecil nano mikro logam, zat garam, dan zat berbahaya lainnya.

"Nah di proses terakhir ada pembunuhan bakteri e-coli, sehingga air aman untuk diminum," kata Atep menjelaskan, Sabtu (21/9).

Atep menuturkan, setelah mesin ini bisa berjalan maka pihaknya bakal memberikan pelatihan kepada warga agar mereka bisa mengoperasikan mesin secara mandiri. Nantinya pihak dari perusahaan hanya akan mengontrol dan mengecek jika ada kendala ketika dioperasionalkan.

"Tar kita hanya kontrol saja jadinya. Biar semua yang dibutuhkan warga mereka yang tahu akan didistribusikan ke mana," ujar Atep

Salah satu warga di Desa Sukamukti, Cucung Sumiati mengatakan, selama ini warga yang ada di bantaran sungai Citarum kerap membeli air bersih karena sumber air dari sumur kurang bagus, khususnya untuk minum. Air dari sumur memang tidak berwarna ketika diambil, tapi agak berbau sehingga warga enggan mengkonsumsinya karena takut diare.

Bahkan untuk mencuci alat masak serta pakaian pun warga lebih banyak menggunakan air yang dibeli. "Air terlihat jernih tapi sebenarnya jelek. Kalau dibiarkan sehari di ember saja sudah ada endapan kuning," ujar Cucung.

Cucung yang tinggal bersama suami dan dua anak, setiap hari membeli air sekitar tiga liter. Untuk satu liternya dihargai Rp 3.000. Dengan adanya mesin penyulingan ini, dia berharap tidak harus membeli air luar sehingga bisa menghemat pengeluaran.

Dia pun mengaku sudah sempat mencicipi air dari penyulingan untuk diminum. Dari pengecapannya, air tersebut belum benar-benar enak seperti air mineral, tapi lebih mirip air dari perusahaan PDAM.

"Mungkin kalau untuk bisa diminum harus dimasak dulu yah," kata dia.