- Terjadinya kebakaran di area seluas 166 Ha yang apabila tidak segera dipadamkan akan berimbas ke Gunung Malabar yang merupakan habitat Owa Jawa dan Elang Jawa serta-satwa liar lainnya dan pada akhirnya akan melebar ke wilayah Gunung Haruman yang merupakan bagian dari Hulu DAS Citarum;
- Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan akan mengakibatkan sesak nafas (ISPA) atau polusi terhadap lingkungan atau masyarakat di sekitar hutan;
- Akibat dari kebakaran akan mematikan vegetasi atau tegakan di kawasan hutan yang terbakar;
- Kebakaran hutan juga menyebabkan hutan menjadi gundul yang mengakibatkan daya serap air berkurang sehingga di musim hujan dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir;
- Berkurangnya sumber air bersih dan menyebabkan kekeringan karena kebakaran hutan menyebabkan hilangnya pepohonan yang menampung cadangan air
5 Dampak Karhutla Kawah Putih, Kebun Kopi Malabar Aman

Bandung, IDN Times – Kebakaran hutan dan lahan melanda objek wisata Kawah Putih, Kabupaten Bandung, sejak Jumat (4/10). Karhutla tersebut bisa mengancam kelangsungan ekosistem tumbuhan dan hewan di Gunung Malabar.
Sejauh ini, menurut informasi yang diterima dari Perum Perhutani, karhutla telah melahap sekitar 166 hektar Gunung Malabar. Beberapa habitat yang terancam karhutla antara lain Elang Jawa, Owa Jawa, dan satwa dilindungi lainnya.
1. Dampak karhutla Kawah Putih

Tak hanya itu, Perhutani juga merilis beberapa dampak dari karhutla Kawah Putih, di antaranya:
2. Kebun kopi Malabar tetap aman

Di sisi lain, Kepala Sub Seksi Komunikasi Perusahaan Kelompok Pengelola Hutan (Kompers KPH) Bandung Selatan, Sugiyanto, memastikan bahwa karhutla yang melahap Gunung Malabar tidak sampai ke lahan perkebunan kopi.
“Lahan kopi masih aman, karena titik api terpantau jauh di puncak atau di bagian hutan alam (Tidak ada lahan perkebunan kopi di sana),’ kata Sugiyanto, ketika dihubungi pada Selasa (8/10).
3. Kopi Malabar adalah unggulan

Kopi Malabar memproduksi biji kopi berbagai jenis, salah satunya arabika, dan kerap menjadi unggulan di Indonesia karena produksinya yang melimpah. Bahkan, kualitas kopi arabika Malabar berhasil menembus pasar internasional.
Di Gunung Malabar, lanjut Sugiyanto, terdapat dua jenis hutan lindung, ialah yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar, dan yang tak diizinkan untuk dimanfaatkan. Sementara itu perkebunan kopi terletak di lahan yang boleh dimanfaatkan oleh warga.
“Sementara kebakaran itu berada di lahan yang tak bisa dimanfaatkan masyarakat,” ujar dia.












